Jumat, 06 September 2013

3. Teks Yang Mengganggu

Teks hanyalah alat bantu, bukan pengganti memori. Sebagai manusia yang diberi citra oleh Tuhan, memori kita tetap ada didalam kepala. Teks hanyalah Eksternal Memory untuk mengatasi daya ingat. Teks yang dibuat secara runtut, yang harus dibaca begitu saja, dapat merusak kemampuan presentasi.

  • Pertama, kita akan tersebut pada teks, sehingga kita bukannya melakukan presentasi, melainkan belajar membaca.
  • Kedua, teks seperti itu mematikan interaksi. Akibatnya presentasi akan kering, tidak bercahaya, tidak menarik. Ingatlah ini. Ketika melakukan presentasi, kita pada dasarnya sedang melakukan suatu proses pertukaran, yaitu pertukaran pengatuhuan sekaligus perasaan. Kita tidak sedang berbicara dengan batu yang tidak punya perasaan.
  • Ketiga, ketika membaca , mata kita tertuju pada teks, bukan pada audience. Lama – lama kita kehilangan kepekaan membaca audience, mulai dari gairah mereka memahami presentasi kita kejenuhan mereka. Mereka jenuh, tetapi kita tetap membaca. Kita tahu berapa  yang mulai tertidur, atau perlahan-lahan meninggalkan ruangan. Kita bahkan tidak tahu bahwa kita sudah ditinggalkan diruangan tersebut sendiri.
  • Keempat, teks seperti itu dapat membuat kita kesulitan mengatur tempo dan nada suara. Ada kalanya nada kita masih tinggi, padahal seharusnya menurun menuju titik. Adakalanya pula cahaya mengganggu kita untuk bisa membaca teks yang panjang.
  • Kelima, teks yang dibaca lengkap tidak melatih daya ingat. Tanpa kita sadari kita telah membunuh kemampuan otak kita sebagai processore, yang mampu mengajak berputar – putar dari satu file ke file lainnya dan kembali ke inti cerita.


Maka gunakan teks hanya sebagai alat bantu, yaitu untuk hal – hal yang dapat membuat kita lupa kalau tidak dicatat, atau untuk dokumen resmi saja.

(bersambung)